Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 type klasifikasi, diantaranya Hipertensi PrimaryHipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula sesorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah tinggi. Hipertensi SecondaryHipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada Ibu hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal atau gemuk (gendut).
Garam bukanlah satu-satunya penyebab hipertensi. Banyak memakan junk food, berat berlebihan, dan jarang berolahraga juga berkontribusi dalam tingginya tekanan darah. Tetapi sebagian besar hasil penelitian menyatakan bahwa garam adalah penyebab utama. Garam terbuat dari dua komponen dasar, yaitu sodium dan klorin. Ketika dilarutkan pada dalam makanan atau cairan, garam pecah menjadi dua unsur di atas. Bagian klorin pada garam tidak begitu penting. Adalah sodium yang bisa menimbulkan masalah. Kita mebutuhkan porsi kecil dari sodium utuk menjaga otot bekerja dan saraf kita untuk mengirimkan pesan keseluruh tubuh. Bahkan jumlah sodium yang sebenarnya kita perlukan sangat sedikit, sekitar 500 mg atau kurang dari ¼ sendok garam. Sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit. Aturan diet di Amerika dan dimana saja merekomendasikan bahwa orang dewasa yang sehat sebaiknya mengkonsumsi tidak lebih dari 2300 mg sodium per hari, atau setara satu sendok teh garam. Anak-anak usia 9 s/d 13 tahun sebaiknya mengkonsumsi lebih dari 1500 sampai 2.200 mg sodium sehari. Anak-anak yang lebih kecil harus mendapatkan lebih sedikit lagi. Hal ini mengkhawatirkan para dokter karena terlalu banyak sodium bisa menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak darah. Untuk memompa darah yang ektra, jantung harus bekerja ekstra keras. Ini memicu meningkatnya tekanan darah, sebuah ukuran bagaimana tertekannya jantung. Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering memicu penyakit jantung. Pada sebuah studi pada 2007, para ilmuwan menemukan untuk pertama kalinya sebuah kaitan langsung antara garam dan penyakit jantung. Mereka menemukan bahwa pengurangan konsumsi garam di masa sekarang dapat menurunkan resiko seseorang dari resiko penyakit jantung 10 sampai 15 tahun mendatang. “Intinya adalah bahwa level sodium yang tinggi jelas-jelas buruk bagi Anda.” Ungkap Oberzane. para peneliti dari United Kingdom menganalisis 10 percobaan yang melibatkan 1000 anak. Percobaan itu menunjukkan bahwa penuruan asupan sodium 40- 50% menyebabkan penurunan yang signifikan pada tekanan darah, bahkan bagi anak balita.
Coklat terutama 'dark chocolate,' mengandung zat yang dikenal dengan nama flavanols - yang secara alami dapat melebarkan pembuluh darah. Dengan demikian berarti darah lebih mudah mengalir dan tekanan dapat diturunkan. Riset terakhir, Dr. Reid dan tim telah mengkombinasikan hasil dari 15 studi berbeda dengan menggunakan coklat dan kakao antara tahun 1955 dan 2009 yang melibatkan ratusan orang. Mereka menemukan bahwa penderita hipertensi yang mengkonsumsi coklat, tekanan darahnya dapat berkurang hingga lima persen. Bagi mereka yang tekanan darahnya normal, tidak terdapat pengaruh apapun.
Ilmuwan mengklaim, mengkonsumsi semangka dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan melindungi diri dari serangan prehipertensi yang dapat mengakibatkan penyakit jantung.Asam amino yang ditemukan dalam buah semangka dapat memperbaiki kerja arteri dan menurunkan tekanan darah pada setiap kasus prehipertensi, menurut laporan sejumlah peneliti. Menggunakan L-arginine, esensial dari asam amino dapat menjaga tekanan darah yang sehat. Sebagai suplemen, bukanlah pilihan tepat bagi penderita hipertensi dewasa karena efek sampingnya dapat mengakibatkan mual dan diare. Sebaliknya penelitian menunjukkan tidak terdapat efek samping akibat mengkonsumsi semangka, yang kaya akan L-citrulline, asam amino yang dikonversi menjadi L-arginine ketika dalam tubuh. Ilmuwan makanan, dari Florida State Universitas, menyimpulkan bahwa buah ini "dapat mencegah prehipertensi yang berakibat hipertensi, faktor utama penyebab serangan jantung dan stroke."
Gejala dan Penyebab Hipertensi1). Gejala
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
* sakit kepala
* kelelahan
* mual
* muntah
* sesak nafas
* gelisah
* pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
2). Penyebab hipertensi
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1.Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
2.Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit lain.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
1.Penyakit Ginjal * Stenosis arteri renalis * Pielonefritis * Glomerulonefritis * Tumor-tumor ginjal * Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan) * Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal) * Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
2. Kelainan Hormonal * Hiperaldosteronism * Sindroma Cushing * Feokromositoma
3. Obat-obatan * Pil KB * Kortikosteroid * Siklosporin * Eritropoietin * Kokain * Penyalahgunaan alkohol * Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
4. Penyebab Lainnya* Koartasio aorta* Preeklamsi pada kehamilan* Porfiria intermiten akut * Keracunan timbal akut.
Hipertensi: Perubahan fungsi ginjal
Ginjal bertanggung jawab untuk menyaring darah keluar dari aliran darah. Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
* Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.
* Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
* Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi.Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.
Pengaturan tekanan darah
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
* Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
* Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi “vasokonstriksi”, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
* Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika:
* Aktivitas memompa jantung berkurang
* Arteri mengalami pelebaran
* Banyak cairan keluar dari sirkulasi
Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
Sistem saraf otonom
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan:
* meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar)
* meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak)
* mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh
* melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.
Penurunan BP
Kandungan Potasium/KaliumSuplements potasium 2-4 gram perhari dapat membantu penurunan tekanan darah, Potasium umumnya bayak didapati pada beberapa buah-buahan dan sayuran. Buah dan sayuran yang mengandung potasium dan baik untuk di konsumsi penderita tekanan darah tinggi antara lain semangka, alpukat, melon, buah pare, labu siam, bligo, labu parang/labu, mentimun, lidah buaya, seledri, bawang dan bawang putih. Selain itu, makanan yang mengandung unsur omega-3 sagat dikenal efektif dalam membantu penurunan tekanan darah (hipertensi).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dan gangguan katup jantung (cardiovaskular) dapat meningkatkan resiko terkena stroke mata dan kerusakan mata akibat penyumbatan pembuluh darah. Penyakit tersebut dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah di mata dan beresiko menyebabkan kerusakan retina, kata Dokter Elvioza SpM dari Departemen Opthamology Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta akhir pekan lalu.
Tekanan darah tinggi umumnya tak memperlihatkan gejala, namun dapat menjadi penyebab utama bagi sejumlah masalah kesehatan termasuk stroke, gagal jantung, serangan jantung dan gagal ginjal. Masalah tekanan darah tinggi dapat ditangani dengan perubahan gaya hidup dan pengobatan.
Salah satu cara untuk menurunkan tekanan darah adalah mengendalikan obesitas. Menurut penelitian pengendalian obesitas dapat membantu menurunkan tekanan darah sebesar 5-20mmHg/10kg. Penelitian telah membuktikan bahwa pada obesitas terjadi peningkatan kadar leptin dalam sirkulasi darah. Leptin yang berfungsi utama untuk pengaturan makan, pengeluaran energi dan sistem saraf simpatis justru akan menurun fungsinya pada kadar yang lebih tinggi karena tubuh akan membuat daya tahan spesifik terhadap kerjanya. Jika hambatan fungsi ini mengenai ginjal maka akan terjadi timbunan air dalam tubuh yang berlebihan sehingga memperberat kerja jantung dan pada akhirnya meningkatkan tekanan darah.
Pengaturan pola dan jenis makan yang tepat adalah kunci penting mencegah hipertensi. Berikut beberapa makanan yang baik bagi penyandang hipertensi. Ikan Di antara semua produk hewan, ikan paling menyehatkan, tinggi protein dan rendah lemak. Kandungan asam lemak omega-3 membantu mencegah pembentukan plak pada dinding pembuluh darah, mengurangi peradangan dan mencegah tekanan darah tinggi. Minyak flaxseed, semisal minyak ikan. Kaya akan asam lemak omega-3 untuk mencegah plak pada pembuluh darah.
Sebagian besar penyebab dari hipertensi (95%) tidak diketahui dan disebut hipertensi kronis atau hipertensi esensiel. Hanya sebagian kecil (5%) penderita hipertensi yang diketahui penyebabnya, yaitu akibat penyakit lain di tubuh diantaranya koartasio aorta, kelainan ginjal dan lainnya. Hipertensi jenis ini disebut sebagai hipertensi sekunder.
Faktor pemicu terjadinya Hipertensi
Faktor Keturunan : Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran memicu hipertensi.
Faktor Lingkungan : Faktor lingkungan seperti stres, kegemukan (obesitas) dan kurang olahraga juga berpengaruh memicu hipertensi esensial. Hubungan antara stres dengan hipertensi, diduga terjadi melalui aktivasi saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas). Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.
Kegemukan : Merupakan ciri khas dari populasi hipertensi. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.
Faktor Keturunan : Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran memicu hipertensi.
Faktor Lingkungan : Faktor lingkungan seperti stres, kegemukan (obesitas) dan kurang olahraga juga berpengaruh memicu hipertensi esensial. Hubungan antara stres dengan hipertensi, diduga terjadi melalui aktivasi saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas). Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.
Kegemukan : Merupakan ciri khas dari populasi hipertensi. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.
Mekanisme Terjadinya Hipertensi
Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang diproduksi di hati.
Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya.
Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting terhadap timbulnya hipertensi. Natrium dan klorida merupakan ion utama cairan ekstraseluler.Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya.
Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.
Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.
Karena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi natrium/sodium. Sumber natrium/sodium yang utama adalah natrium klorida (garam dapur), penyedap masakan (monosodium glutamat = MSG), dan sodium karbonat. Sumber natrium yang juga perlu diwaspadai adalah yang berasal dari penyedap masakan (MSG)
Berbeda halnya dengan natrium, kalium (potassium) merupakan ion utama di dalam cairan intraseluler. Cara kerja kalium adalah kebalikan dari natrium. Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler, sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah.
Dengan demikian, konsumsi natrium perlu diimbangi dengan kalium. Rasio konsumsi natrium dan kalium yang dianjurkan adalah 1:1. Sumber kalium yang baik adalah buah-buahan, seperti pisang, jeruk, dan lain-lain. Secara alami, banyak bahan pangan yang memiliki kandungan kalium dengan rasio lebih tinggi dibandingkan dengan natrium. Rasio tersebut kemudian menjadi terbalik akibat proses pengolahan yang banyak menambahkan garam ke dalamnya.
Sebagai contoh, rasio kalium terhadap natrium pada tomat segar adalah 100:1, menjadi 10:6 pada tomat kaleng dan 1:28 pada saus tomat. Contoh lain adalah rasio kalium terhadap natrium pada kentang bakar 100:1, menjadi 10:9 pada keripik, dan 1:1,7 salad kentang.
Dari data tersebut tampak bahwa proses pengolahan menyebabkan tingginya kadar natrium di dalam bahan, sehingga cenderung menaikkan tekanan darah.
Dengan demikian, konsumsi natrium perlu diimbangi dengan kalium. Rasio konsumsi natrium dan kalium yang dianjurkan adalah 1:1. Sumber kalium yang baik adalah buah-buahan, seperti pisang, jeruk, dan lain-lain. Secara alami, banyak bahan pangan yang memiliki kandungan kalium dengan rasio lebih tinggi dibandingkan dengan natrium. Rasio tersebut kemudian menjadi terbalik akibat proses pengolahan yang banyak menambahkan garam ke dalamnya.
Sebagai contoh, rasio kalium terhadap natrium pada tomat segar adalah 100:1, menjadi 10:6 pada tomat kaleng dan 1:28 pada saus tomat. Contoh lain adalah rasio kalium terhadap natrium pada kentang bakar 100:1, menjadi 10:9 pada keripik, dan 1:1,7 salad kentang.
Dari data tersebut tampak bahwa proses pengolahan menyebabkan tingginya kadar natrium di dalam bahan, sehingga cenderung menaikkan tekanan darah.
Langkah Bebas Hipertensi
Nah, ikutilah lima langkah bebas hipertensi berikut ini: Pertama, menurunkan berat badan. Para pengidap hipertensi dianjurkan menurunkan berat badan setidaknya lima kilogram. Kedua, rutin berolahraga. Setidaknya, biasakan diri Anda berolahraga selama dua hingga tiga jam setiap minggu. Ketiga, kontrol asupan makanan asin. Pastikan Anda selalu memperhatikan takaran garam yang dimasukkan ke dalam makanan. Takaran yang dianjurkan setengah sampai satu sendok teh sehari. Keempat, batasi konsumsi alkohol. Sebaiknya tidak lebih dari tiga gelas per hari. Kelima, melakukan relaksasi. Kontrol tingkat stres dengan melakukan meditasi atau yoga.
Berikut adalah beberapa penyakit dan gangguan yang dapat menimbulkan hipertensi (tekanan darah tinggi):1. Sakit Ginjal : Hipertensi sekunder yang terkait dengan ginjal disebut hipertensi ginjal (renal hypertension). Gangguan ginjal yang paling banyak menyebabkan tekanan darah tinggi adalah penyempitan arteri ginjal, yang merupakan pembuluh darah utama penyuplai darah ke kedua organ ginjal. Bila pasokan darah menurun, ginjal akan memproduksi berbagai zat yang meningkatkan tekanan darah.
2. Stress : Stress bisa memicu sistem saraf simpati sehingga meningkatkan aktivitas jantung dan tekanan pembuluh darah.
3. Apnea : Obstructive sleep apnea (OSA) adalah gangguan tidur di mana penderita berkali-kali berhenti bernafas (antara 10-30 detik) selama tidur. Apnea biasanya diderita oleh orang yang kegemukan dan diikuti dengan gejala lain seperti rasa kantuk luar biasa di siang hari, mendengkur, sakit kepala pagi hari dan edema (pembengkakan) di kaki bagian bawah. Separuh penderita apnea menderita hipertensi, yang mungkin dipicu oleh perubahan hormon karena reaksi terhadap penyakit dan stress yang ditimbulkannya.
4. Hiper/Hipotiroid : Hipertiroid atau kelebihan hormon tiroid ditandai dengan mudah kepanasan (merasa gerah), penurunan berat badan, jantung berdebar dan tremor. Hormon tiroid yang berlebih merangsang aktivitas jantung, meningkatkan produksi darah, dan meningkatkan resistensi pembuluh darah sehingga menimbulkan hipertensi.
Hipotiroid atau kekurangan hormon tiroid ditandai dengan kelelahan, penurunan berat badan, kerontokan rambut dan lemah otot. Hubungan antara kekurangan tiroid dan hipertensi belum banyak diketahui, namun diduga bahwa melambatnya metabolisme tubuh karena kekurangan tiroid mengakibatkan pembuluh darah terhambat dan tekanan darah meningkat.
5. Preeklamsia : Preeklamsia adalah hipertensi karena kehamilan (gestational hypertension) yang biasanya terjadi pada trimester ketiga kehamilan. Preeklamsia disebabkan oleh volume darah yang meningkat selama kehamilan dan berbagai perubahan hormonal. Sekitar 5-10% kehamilan pertama ditandai dengan preeklamsia.
6. Koarktasi Aorta (Aortic coarctation) : Koarktasi atau penyempitan aorta adalah kelainan bawaan yang menimbulkan tekanan darah tinggi.
7. Gangguan Kelenjar Adrenal :Kelenjar adrenal berfungsi mengatur kerja ginjal dan tekanan darah. Bila salah satu atau kedua kelenjar adrenal mengalami gangguan, maka dapat mengakibatkan produksi hormon berlebihan yang meningkatkan tekanan darah.
8. Gangguan Kelenjar Paratiroid : Empat kelenjar paratirod yang berada di leher memproduksi hormon yang disebut parathormon. Produksi parathormon yang berlebih akan meningkatkan kadar kalsium di dalam darah, sehingga memicu tekanan darah tinggi.
Selain kedelapan penyakit/gangguan di atas, masih ada beberapa lainnya yang dapat menjadi penyebab hipertensi sekunder, antara lain:
* Konsumsi alkohol berlebihan
* Penggunaan Pil KB
* Efek samping obat flu tertentu dan obat pengurang nafsu makan
* Diabetes
* Tumor Wilms (pada anak)
sumber: ningharmanto.com
Beberapa upaya untuk mencegah stroke :
1. Merokok merupakan salah satu memicu penebalan atau penyempitan pembuluh darah, karena rokok mengandung nikotin yg memacu pengeluaran zat2 seperti adrenalin yg merangsang peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Juga rokok mengandung CO ( karbon mono-oksida ) yg memiliki kemampuan jauh lebih kuat dari pada sel darah merah untuk mengikat oksigen dan CO menurunkan kapaitas sel darah merah membawa oksigen ke jaringan2 termasuk jantung.
2. Alkohol memang bersifat menenangkan system saraf pusat dan mempengaruhi fungsi tubuh. Dan konsumsi alcohol yg berlebihan akan mempengaruhi kekentalan darah yang memicu peningkatan tekanan darah dan kemudian menyebabkan serangan stroke. Minuman alcohol dalam jumlah besar dapat mengakibatkan sakit kepala, mual, gemetar dan muntah2 dan mempengaruhi konsentrasi, pengelihatan da koordinasi.
3. Stres yg berlebihan akan mempengaruhi peningkatan kadar hormone epinefrin yg menyebabkan naiknya teanan darah dan denyut jantung, sehingga akan mempermudah kerusakan pembuluh darah. Stres juga akan memicu produksi hormone adrenalin yg akan menimbulkan penyempitan pembuluh darah jantung serta peningkatan denyut jantung, sehingga menyebabkan supply darah ke jantung mengalami gangguan.
4. Sinar matahari dapat mengubah simpanan kolesterol yg berada dibawah kulit menjadi vitamin D ketika sinar ultra violet tersaring oleh kulit. Dan kolesterol dalam darah pun menjadi berkurang. Paling baik sebelum jam 9 pagi dan setelah jam 4 sore kurang lebih selama 5 menit saja, dapat menurunkan serangan stroke.
Sumber : http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/03/10/bahaya-stroke-bisa-diantisipasi/Faktor2 yang mempengaruhi tekanan darah (blood pressure - BP):
FISIKA : 1) Osmolaritas - makin tinggi osmolaritas, makin tinggi BP. Osmolaritas paling dipengaruhi oleh kadar Na 2) Volume - makin rendah volume, makin tinggi osmolaritas -> makin tinggi BP 3) Tahanan perifer (dipengaruhi oleh luas penampang pembuluh darah) - makin tinggi tahanan perifer, makin tinggi BP 4) Volume sekuncup (stroke volume) - makin tinggi stroke volume, makin tinggi BP
BIOKIMIA : 1) kadar hormon2 renin-angiotensin-aldosteron2) hormon adrenalin & noradrenalin 3) sistem saraf simpatik & parasimpatik dlsb
Penyebab perbedaan dgn orang lain: genetik, pola diet, kualitas pembuluh darah, adanya penyakit lain (hiperlipidemia, diabetes, gagal ginjal, dlsb), faktor psikologis, obat2 yg sedang dipakai, dlsb
Efek minum alkohol juga sangat buruk ya?
BalasHapushttp://berbuah.com/buah-untuk-penderita-sakit-maag/
http://berbuah.com/buah-untuk-penderita-darah-rendah/
http://berbuah.com/buah-untuk-penambah-darah-anemia/
http://berbuah.com/buah-untuk-menurunkan-kolesterol/
http://berbuah.com/buah-untuk-menurunkan-darah-tinggi/
http://berbuah.com/buah-untuk-ibu-hamil-muda/
http://berbuah.com/buah-untuk-penderita-diabetes/
http://berbuah.com/buah-untuk-diet-menurunkan-berat-badan/
http://berbuah.com/
Artikelnya sangat menarik sekali dan sangat bagus, terima kasih informasainya sangat bermanfaat sekali
BalasHapushttp://taufikseptian.my.id/